UN (Ujian Nasional) 2013 mempunyai sedikit
perbedaan dengan UN pada tahun-tahun sebelumnya. Diantaranya adalah kebijakan
kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) dalam menambah variasi soal
dari yang sebelumnya berjumlah 5 variasi, kini ditingkatkan menjadi 20 variasi
soal. Kemendikbud juga membuat kebijakan menambah tingkat kesulitan soal
sebesar 10% dari sebelumnya. Tak hanya itu, UN kali ini diterapkan sistem Baracode.
Soal dan lembar jawaban UN mempunyai kode yang sama, maka peserta harus
megisikan jawaban pada lembar jawaban yang mempunyai kode yang sama seperti
yang tercantum dalam soal. Akan lebih sedikit kemungkinan berbuat curang
seperti tukar menukar soal atau lembar jawaban.
Banyak pihak yang khawatir mengenai beberapa
kebijakan diatas. Kebijakan ini dinilai malah mempersulit siswa dalam pelaksanaani
ujian. Beberapa siswa mengakui bahwa kebijakan ini menghambat mereka, baik
secara fisik dan mental. Mereka merasa belum siap dengan kebijakan baru dari
pemerintah ini.
Namun disamping itu, beberapa pihak lain
menganggap kebijakan ini merupakan yang terbaik, mereka mendukung
kebijakan-kebijakan baru ini. Mereka ingin memajukan kualitas pendidikan di
Indonesia. Mereka merasa sangat siap dan menanti akan datangnya UN 2013,
tentunya itu didasari dengan persiapan-persiapan yang matang. Seperti mengikuti
pelajaran tambahan, latihan soal-soal UN dan taklupa melantunkan sholawat dan doa-doa.
UN 2013 yang mempunyai sitem pelaksanaan
baru bagaikan suatu ujian bagi kita. Namun hal ini bukan merupakan ujian atau
rintangan yang berarti bagi kita apabila rintangan tersebut kita lewati dengan
persiapan yang matang. Tergantung kesiapan masing-masing individu yang memaknai
apakah UN 2013 merupakan rintangan, atau salah satu upaya memajukan pendidikan
bangsa.
Penulis
: M. Arif Furqon