Khalifah Harun Ar-Rasyid merupakaan salah satu penguasa Dinasti Abbasiyyah yang sangat tersohor, baik karena watak beliau, keilmuan, kebijakan, dan yang paling penting adalah.. kerja keras serta kegigihannya dalam memimpin alur pemerintahan. Selama masa pemerintahan beliau, Dinasti Abbasiyyah terus mengalami perbaikan,sehingga warga negara bisa hidup tentram, nyaman, dan makmur dalam zaman kejayaan. Selain itu, Khalifah Harun Ar-Rasyid juga terkenal sebagai seorang Khalifah yang kaya raya, dan memiliki pelayan kerajaan yang sangat banyak jumlahnya. Dengan kekayaan berlimpah yang beliau miliki, pernah suatu hari beliau berkata,”Akulah orang terkaya di negeri ini”.,, hingga akhirnya suatu peristiwa penting terjadi.
Suatu ketika, Khalifah Harun Ar-Rasyid berangkat ke masjid
untuk menunaikan Shalat Dzuhur berjamaah. Karena jarak antara masjid dan rumah
beliau terbilang cukup jauh, beliau pun memutuskan untuk mengutus salah seorang
pelayan menemaninya. Setelah berjalan
jauh di bawah terik matahari yang tajam , beliau pun
sampai di masjid dalam kondisi terengah-engah dan terlihat sangat letih. Meskipun
demikian, beliau tidak begitu saja duduk untuk istirahat, yang ada beliau malah langsung
shalat 2 rekaat dan beri’tikaf. Melihat kondisi tersebut, dengan tanpa disuruh
si pelayan langsung bergegas mencari air minum untuk sang Khalifah. Di saat si
pelayan pergi keluar masjid, berpapasanlah dia dengan orang tua berjubah putih,
berjalan gontai dengan tuntunan tongkat yang selanjutnya duduk di samping kanan
Khalifah. Pelayan pun membiarkan mereka berdua khusyuk beri’tikaf.
Selang beberapa saat, datanglah si pelayan Khalifah dengan
membawa segelas air minum. Diletakkannya gelas itu di samping kiri Khalifah,
dan langsung keluar masjid. Khalifah yang sedari tadi sudah merasa kehausan,
perlahan meraih gelas itu.
“Alhamdulillahhirabbil
‘aalamiin”, ucap Khalifah pelan sebelum meneguk air.
“Wahai Khalifah Harun Ar-Rasyid !”, sahut pak tua pelan menghentikan
Khalifah.
“Sebelum Khalifah meminum air itu, bolehkan saya mengajukan
sebuah pertanyaan?”, lanjut pak tua membuat Khalifah penasaran. Mendengar hal
itu, Khalifah pun menaruh kembali gelas yang sudah
dipegangnya.
“Apa yang akan kau tanyakan wahai pak tua?”, tanya
Khalifah.
“Khalifah, apa yang akan anda lakukan jika air segar dalam
gelas itu tidak bisa masuk ke dalam mulut anda?”,
tanya pak tua ringan.
“Akan kukerahkan separuh kekayaanku untuk menyembuhkan
penyakitku itu”, jawab Khalifah tegas.
“Lalu, seandainya air segar dalam gelas itu sudah masuk ke
dalam perut anda, tapi selanjutnya tidak bisa anda keluarkan, apakah yang akan
anda lakukan wahai Khalifah ?”, lanjut pak tua. Lagi – lagi Khalifah menjawab
dengan tegas, “Akan kukerahkan separuh lagi kekayaanku untuk mengeluarkan air
itu”. Mendengar jawaban Khalifah semacam itu, pak tua pun tersenyum sembari
menatap raut muka Khalifah yang sedikit tidak stabil, dan berkata, “Wahai
Khalifah, sadarilah,,,bahwa seluruh kekayaan anda yang berlimpah itu, hanyalah
seharga segelas air putih ini (sambil
mengangkat gelas)”.
“Astaghfirullahhal
‘adziim”, sontak Khalifah langsung menutup wajahnya dengan tangan gemetaran.
Beliau menangis tersedu – sedu, bertaubat kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar