Ternyata air lautan saat ini sudah tak asin lagi. Ibu ayam itupun sudah enggan untuk melindungi induknya yang masih belia. Sudah tak bisa dipungkiri lagi, rakyat dunia kini dilanda krisis manusia/sumber daya yang berjiwa sosial tinggi, peka terhadap lingkungan-lingkungan sekitar yang di wujudkan dengan turunnya hasrat kepedulian terhadap sesama.
Dunia
hanya bisa diam membisu, kecewa akan sikap-sikap makhluk dunia yang perlahan
menghilangkan identitas aslinya yaitu sebagai “makhluk sosial”.
Bisa
di buktikan, dari permasalahan-permasalahan kecil bahkan sampai yang besar
sekalipun yang ada di sekitar kita hanya bisa menjadi pembisu sejati, seolah
tak peduli apa yang telah terjadi.
Kekerasan
rumah tangga, kekerasan di sekolah, perzinaan, hilangnya moralitas dan akhlak
remaja, bahkan kekerasan internasional di gaza, libya dan kelaparan di negara
somalia, sedah hanya sebagai hiasan dunia saja.Lalu, kalau sudah seperti itu,
siapakah yang mau bertanggung jawab ? siapakah yang patut untuk disalahkan ?
Yang
terjadi pada diri kita saat ini adalah saling menyalahkan orang lain, saling
lempar tanggungjawab, kurangnya intropeksi untuk diri kita.
Tidak
ada yang patut untuk disalahkan, karena sebenarnya permasaahn sosial seperti
itu bukan hanya tugas kepala sekolah, bukan hanya tugas kepala desa, bukan
tugas para kyai, juga bukan tugas pemerintah. Melainkan itu semua adalah tugas
kita bersama, itulah sebenarnya yang harus kita sadari.
Seperti
sabda nabi yang artinya : kalian semua adalah pemimpin dan kalianpun akan
dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kamu pimpin. Hadist ini sudah
jelas-jelas mengajarkan kepada kita bahwa kita semua adalah pemimpin, minimal
adalah memimpin diri kita sendiri.
Jadi
bukan hanya mereka yang punya jabatan, bukan hanya mereka yang punya banyak
pengetahuan yang bertusa untuk membuat lingkungan menjadi damai, aman, dan
tentram juga memiliki solidaritas sosial yang tinggi terhadap sesama, tapi itu
semua adalah tugas kita semua, umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar