Di kisahkan, ketika Abdullah bin Mubarak beribadah haji ia
tertidur di dekat Hijir Ismail dan bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw.
Beliau berkata kepadanya: “Bila kamu pulang ke Baghdad, maka datanglah ke suatu desa dan carilah seorang Majusi
bernama Bahram, sampaikan salamku padanya dan katakana, bahwa Allah Swt. Telah
memberi ridha padanya.”
Ia menganggap bahwa mimpi itu dari setan. Kemudian ia
mengambil wudhu, shalat dan thawaf mengelilingi ka’bah. Karena kelelahan ia
tertidur dan bermimpi lagi seperti itu sampai tiga kali.
Setelah sempurna
menunaikan ibadah haji,Abdullah pulang ke Baghdad dan mencari desa yang di
sebutkan oleh Rasulullah Saw. Dalam mimpinya itu. Sesampainya di desa itu ia
bisa bertemu dengan seorang lelaki tua yang bernama Bahram. Ia bertanya :
“Apakah kamu
mempunyai sesuatu yang baik menurut Allah?”
Bahram menjawab:
“Ya, saya punya. Saya punya empat orang anak perempuan yang saya kawinkan
dengan empat orang anak laki-laki saya.”
“Hal itu haram hukumnya, adakah sesuatu yang lain?”
“Ya. Saya mengadakan resepsi pada saat perkawinan anak-anak
saya itu.”
“Hal itu haram
hukumnya, coba ceritakan yang lain lagi?”
“Ya. Saya punya
seorang anak perempuan satu lagi. Anak saya yang satu ini sangat cantik,
sehingga saya kesulitan mencarikan suami yang sebanding dengannya. Akhirnya
saya kawini sendiri.”
“Hal itu juga
haram. Mungkin ada sesuatu yang lain lagi?”
“Ya. Pada saat
pertama kali saya menyetubuhi anak saya hadir lebih seorang lebih dari seribu
orang Majusi, menyaksikan persetubuhan itu.”
“Hal itu juga
haram. Coba ceritakan yang lain lagi.”
“Ya, suatu malam
sa’at saya menggauli anak saya, dating seorang perempuan Muslimah menyalakan
lampu dirumahku lalu keluar rumah dengan mematikannya lebih dulu. Tingkah laku
seperti itu diulangi sampai tiga kali. Aku berfikir perempuan itu mungkin
mata-mata pencuri. Akhirnya kuikuti perempuan itu sampai dirumahnya. Ternyata dia
punya banyak anak perempuan di rumahnya. Anak-anak itu bertanya kepada ibunya,
apa ia membawa sesuatu untuk di makan, karena mereka sudah tidak tahan lagi
menahan lapar. Mendengar pertanyaan anak-anaknya itu air mata matanya menetes
dan mengatakan kepada mereka, bahwa ia
malu kepada Allah untuk meminta kepada selain-Nya. Apalagi kepada orang
Majusi yang menjadi musuh Allah. Melihat keada’an yang menyedihkan itu, saya
pulang. Saya mengambil sebuah nampan(baki) lalu kupenuhi dengan berbagai
makanan dan kubawa sendiri ke rumah perempuan itu.”
Mendengar cerita
paling akhir itu, Abdullah berkata: “Ya. Itu merupakan amal baikmu. Ada kabar
gembira untukmu yang kudapat dalam mimpiku.”
Ia menceritakan
pertemuannya dan percakapannya dengan Rasulullah Saw. Dalam mimpinya itu kepada
Bahram. Lelaki Majusi itu gembira dan saat itu juga ia membaca syahadat, masuk
islam. Ketika Bahram mati, Abdullah memandikannya, mengkafaninya, menyalatinya
dan menguburkannya secara islami.
Sejak itu
Abdullah selalu menyerukan kepada hamba-hamba Allah agar mau mendermakan
hartanya, karena kedermawanan akan mengubah seseoang dari status musuh Allah
menjadi kekasih Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar