Rabu, 27 Maret 2013

HEGEMONI BARAT TERHADAP CITRA ISLAM

     
Proses dakwah yang dilakukan oleh agama islam adalah menyeru kepada kalimatullah yang Haq dengan cara yang paling baik ”ud’u billatī hiya aḥsan” dan dengan tanpa paksaan ”lā ikrāha fī d-dīn” dari sinilah, islam mulai dikenal dengan agama yang sempurna. Sejarah mencatat tidak ada satu peperangan pun yang dilakukan dengan tujuan penyebaran Islam secara paksa kepada suatu kaum. Melainkan peperangan yang terjadi adalah untuk mempertahankan diri dari serangan orang-orang kafir yang tidak menghendaki keberadaan Islam. Sejarah inilah yang dikaburkan oleh Barat saat ini, dengan penuh kedengkian dan api permusuhan, Barat memutarbalikan sejarah peradaban Islam.
Seperti pada peristiwa Perang Salib. Perang salib pada hakikatnya bukan merupakan perang agama, melainkan perang yang memperebutkan kekuasaan daerah. (wikipedia.com) Barat (Eropa) menuduh Islam, bahwasannya Islam lah yang trlebih dahulu memerangi dengan pedang. Barat menganggap ekspansi perluasan wilayah Islam adalah Penjajahan Islam terhadap bangsa-bangsa lain. Namun kenyataanya tidak seperti itu. Dalam hal ini alangkah baiknya merenungkan firman Allah Swt: walantarḍā ’anka l-yahūdu wala n-naṣarā ḥattā tattabi’a millatahum. Ayat ini dengan tegas menyatakan, bahwasannya orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha terhadap umat Islam sehingga umat islam mengikuti ajaran mereka.
Sebagai umat islam, tidak seharusnya kita berpikir pendek dengan hanya memandang satu sisi saja. Meskipun kita dihegemoni negara barat tapi kita harus banyak belajar dari mererka, contohnya dalam masalah ekonomi, Barat adalah bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi dan pekerja keras. Dalam satu hari, orang Barat mampu bekerja selama 11 jam, pada hal kita saja yang bekerja 8 jam sehari sudah merasa berat.
Seandainya ibadah, tauhid, dan akhlaq kita digandengkan dengan etos kerjanya orang Barat, maka saya kira, itulah yang dimaksud oleh hadist Rosulullah SAW: “Berkerjalah untuk duniamu, seakan-akan engkau hidup selamanya; dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar