Selasa, 26 Maret 2013

SEGELAS AIR


       Khalifah Harun Ar-Rasyid merupakaan salah satu penguasa Dinasti Abbasiyyah  yang sangat tersohor, baik karena  watak beliau, keilmuan,  kebijakan, dan yang paling penting adalah.. kerja keras serta kegigihannya dalam memimpin alur pemerintahan. Selama masa pemerintahan beliau, Dinasti Abbasiyyah terus mengalami perbaikan,sehingga warga negara bisa hidup tentram, nyaman, dan makmur dalam zaman kejayaan. Selain itu, Khalifah Harun Ar-Rasyid juga terkenal sebagai seorang Khalifah yang kaya raya, dan memiliki pelayan kerajaan yang sangat banyak jumlahnya. Dengan kekayaan berlimpah yang beliau miliki, pernah suatu hari beliau berkata,”Akulah orang terkaya di negeri ini”.,, hingga akhirnya suatu peristiwa penting terjadi.
Suatu ketika, Khalifah Harun Ar-Rasyid berangkat ke masjid untuk menunaikan Shalat Dzuhur berjamaah. Karena jarak antara masjid dan rumah beliau terbilang cukup jauh, beliau pun memutuskan untuk mengutus salah seorang pelayan menemaninya. Setelah berjalan jauh di bawah terik matahari yang tajam , beliau pun sampai di masjid dalam kondisi terengah-engah dan terlihat sangat letih. Meskipun demikian, beliau tidak begitu saja duduk untuk istirahat, yang ada beliau malah langsung shalat 2 rekaat dan beri’tikaf. Melihat kondisi tersebut, dengan tanpa disuruh si pelayan langsung bergegas mencari air minum untuk sang Khalifah. Di saat si pelayan pergi keluar masjid, berpapasanlah dia dengan orang tua berjubah putih, berjalan gontai dengan tuntunan tongkat yang selanjutnya duduk di samping kanan Khalifah. Pelayan pun membiarkan mereka berdua khusyuk beri’tikaf.
Selang beberapa saat, datanglah si pelayan Khalifah dengan membawa segelas air minum. Diletakkannya gelas itu di samping kiri Khalifah, dan langsung keluar masjid. Khalifah yang sedari tadi sudah merasa kehausan, perlahan meraih gelas itu.
Alhamdulillahhirabbil ‘aalamiin”, ucap Khalifah pelan sebelum meneguk air.
“Wahai Khalifah Harun Ar-Rasyid !”, sahut pak tua pelan menghentikan Khalifah.
“Sebelum Khalifah meminum air itu, bolehkan saya mengajukan sebuah pertanyaan?”, lanjut pak tua membuat Khalifah penasaran. Mendengar hal itu, Khalifah pun menaruh kembali gelas  yang sudah dipegangnya.
“Apa yang akan kau tanyakan wahai pak tua?”, tanya Khalifah.
“Khalifah, apa yang akan anda lakukan jika air segar dalam gelas itu tidak bisa  masuk ke dalam mulut anda?”, tanya pak tua ringan.
“Akan kukerahkan separuh kekayaanku untuk menyembuhkan penyakitku itu”, jawab Khalifah tegas.
“Lalu, seandainya air segar dalam gelas itu sudah masuk ke dalam perut anda, tapi selanjutnya tidak bisa anda keluarkan, apakah yang akan anda lakukan wahai Khalifah ?”, lanjut pak tua. Lagi – lagi Khalifah menjawab dengan tegas, “Akan kukerahkan separuh lagi kekayaanku untuk mengeluarkan air itu”. Mendengar jawaban Khalifah semacam itu, pak tua pun tersenyum sembari menatap raut muka Khalifah yang sedikit tidak stabil, dan berkata, “Wahai Khalifah, sadarilah,,,bahwa seluruh kekayaan anda yang berlimpah itu, hanyalah seharga segelas air putih ini (sambil mengangkat gelas)”.
Astaghfirullahhal ‘adziim, sontak Khalifah langsung menutup wajahnya dengan tangan gemetaran. Beliau menangis tersedu – sedu, bertaubat kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar