Minggu, 26 Mei 2013

Kedermawaan


Di kisahkan, ketika Abdullah bin Mubarak beribadah haji ia tertidur di dekat Hijir Ismail dan bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw. Beliau berkata kepadanya: “Bila kamu pulang ke Baghdad, maka datanglah  ke suatu desa dan carilah seorang Majusi bernama Bahram, sampaikan salamku padanya dan katakana, bahwa Allah Swt. Telah memberi ridha padanya.”
        Dia terbangun dan membaca hawqlah :

Ia menganggap bahwa mimpi itu dari setan. Kemudian ia mengambil wudhu, shalat dan thawaf mengelilingi ka’bah. Karena kelelahan ia tertidur dan bermimpi lagi seperti itu sampai tiga kali.
        Setelah sempurna menunaikan ibadah haji,Abdullah pulang ke Baghdad dan mencari desa yang di sebutkan oleh Rasulullah Saw. Dalam mimpinya itu. Sesampainya di desa itu ia bisa bertemu dengan seorang lelaki tua yang bernama Bahram. Ia bertanya :
        “Apakah kamu mempunyai sesuatu yang baik menurut Allah?”
        Bahram menjawab: “Ya, saya punya. Saya punya empat orang anak perempuan yang saya kawinkan dengan empat orang anak laki-laki saya.”
“Hal itu haram hukumnya, adakah sesuatu yang lain?”
“Ya. Saya mengadakan resepsi pada saat perkawinan anak-anak saya itu.”
        “Hal itu haram hukumnya, coba ceritakan yang lain lagi?”
        “Ya. Saya punya seorang anak perempuan satu lagi. Anak saya yang satu ini sangat cantik, sehingga saya kesulitan mencarikan suami yang sebanding dengannya. Akhirnya saya kawini sendiri.”
        “Hal itu juga haram. Mungkin ada sesuatu yang lain lagi?”
        “Ya. Pada saat pertama kali saya menyetubuhi anak saya hadir lebih seorang lebih dari seribu orang Majusi, menyaksikan persetubuhan itu.”
        “Hal itu juga haram. Coba ceritakan yang lain lagi.”
        “Ya, suatu malam sa’at saya menggauli anak saya, dating seorang perempuan Muslimah menyalakan lampu dirumahku lalu keluar rumah dengan mematikannya lebih dulu. Tingkah laku seperti itu diulangi sampai tiga kali. Aku berfikir perempuan itu mungkin mata-mata pencuri. Akhirnya kuikuti perempuan itu sampai dirumahnya. Ternyata dia punya banyak anak perempuan di rumahnya. Anak-anak itu bertanya kepada ibunya, apa ia membawa sesuatu untuk di makan, karena mereka sudah tidak tahan lagi menahan lapar. Mendengar pertanyaan anak-anaknya itu air mata matanya menetes dan mengatakan kepada mereka, bahwa ia  malu kepada Allah untuk meminta kepada selain-Nya. Apalagi kepada orang Majusi yang menjadi musuh Allah. Melihat keada’an yang menyedihkan itu, saya pulang. Saya mengambil sebuah nampan(baki) lalu kupenuhi dengan berbagai makanan dan kubawa sendiri ke rumah perempuan itu.”
        Mendengar cerita paling akhir itu, Abdullah berkata: “Ya. Itu merupakan amal baikmu. Ada kabar gembira untukmu yang kudapat dalam mimpiku.”
        Ia menceritakan pertemuannya dan percakapannya dengan Rasulullah Saw. Dalam mimpinya itu kepada Bahram. Lelaki Majusi itu gembira dan saat itu juga ia membaca syahadat, masuk islam. Ketika Bahram mati, Abdullah memandikannya, mengkafaninya, menyalatinya dan menguburkannya secara islami.
        Sejak itu Abdullah selalu menyerukan kepada hamba-hamba Allah agar mau mendermakan hartanya, karena kedermawanan akan mengubah seseoang dari status musuh Allah menjadi kekasih Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar